Kamis, 30 Oktober 2008

Setting Router Linux RedHat 9

Setting Router Linux RedHat 9


alhamdulillah setidaknya tulisan ini akan membantu rekan-rekan dalam belajar membangun sebuah router. IP Address yang tercantum dalam tutorial ini, hanya sebagai gambaran dalam melakukan setting saja, sehingga jika dibuat manjadi sesuatu kenyataan di lapangan harap disesuaikan dengan kenyataan yang ada.
berikut adalah skema jaringan yang akan dibangun…………..

eth0

——-
serv
——

eth1


——————–hub———————-



——— ——— ———
Client 01 Client 02 Client 03
——— ——— ———

Pertama yang harus di lakukan adalah mensetting serv(gateway utama) supaya bisa terhubung ke internet
Sebelum Mensetting :

=[satu]=
Minta IP public ke ISP lengkap dengan netmask,broadcast dan dns nya misalnya :
IP: 202.169.227.45
GATEWAY : 202.169.227.1
Nemast: 255.255.255.192
broadcast : 202.169.227.63
DNS1: 202.168.244.3
DNS2: 202.168.244.4

=[dua]=
Menentukan IP local yang akan kita gunakan buat client
IP: 192.168.0.2 - 192.168.0.254
GATEWAY: 192.168.0.1
NETMASK: 255.255.255.0
BROADCAST: 192.168.0.255
DNS1: 202.168.244.3
DNS2: 202.168.244.4

=[tiga]=
Setting IP serv :
[root@serv root]$ vi /etc/sysconfig/network
untuk mengedit dengan menggunakan editor vi (baca: vi-ai) tekan tombol i atau insert untuk memulai mengedit.
lalu isi dengan :

NETWORKING=yes
HOSTNAME=serv.domain.com
GATEWAY=202.169.227.1

lalu simpan dengan menekan :wq

=[empat]=
Menconfigurasi IP eth0(default)

[root@serv root]$ vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
untuk mengedit dengan menggunakan editor vi (baca: vi-ai) tekan tombol i atau insert untuk memulai mengedit.
lalu isi dengan :

DEVICE=eth0
BOOTPROTO=static
IPADDR=202.169.227.45
BROADCAST=202.169.227.63
NETMASK=255.255.255.192
ONBOOT=yes
USERCTL=no

lalu simpan dengan menekan :wq

=[lima]=
Setting dns resolve

[root@serv root]$ vi /etc/resolve.conf
untuk mengedit dengan menggunakan editor vi (baca: vi-ai) tekan tombol i atau insert untuk memulai mengedit.
lalu isi dengan nameserver dari isp kita tadi :

nameserver 202.168.244.3
nameserver 202.168.244.4

lalu simpan dengan menekan :wq

=[enam]=

konfigurasi IP eth1
[root@serv root]$ vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth1
untuk mengedit dengan menggunakan editor vi (baca: vi-ai) tekan tombol i atau insert untuk memulai mengedit.
lalu isi dengan :

DEVICE=eth1
BOOTPROTO=static
IPADDR=192.168.0.1
BROADCAST=192.168.0.255
NETMASK=255.255.255.0
ONBOOT=yes
USERCTL=no

lalu simpan dengan menekan :wq

=[tujuh]=
Setting ip_forwarding dan masquerading.

[root@serv root]$ vi /etc/rc.d/rc.local
untuk mengedit dengan menggunakan editor vi (baca: vi-ai) tekan tombol i atau insert untuk memulai mengedit.
lalu isi dengan :

echo “1″ > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
/sbin/iptables -t nat -A POSROUTING -s 192.168.0.0/24 [eth0 -j MASQUERADE

=[delapan]=
restart network

[root@serv root]$ service network restart
Shutting down interface eth0: [ OK ]
Shutting down interface eth1: [ OK ]
Shutting down loopback interface: [ OK ]
Disabling IPv4 packet forwarding: [ OK ]
Setting network parameters: [ OK ]
Bringing up loopback interface: [ OK ]
Bringing up interface eth0: [ OK ]
Bringing up interface eth1: [ OK ]

=[sembilan]=
testing dengan ping ke default gateway 202.169.227.1

[root@serv root]$ ping 202.169.227.1
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=1 time=15.4 ms
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=2 time=15.4 ms
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=3 time=15.4 ms
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=4 time=15.4 ms
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=5 time=15.4 ms
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=6 time=15.4 ms
64 bytes from 202.169.227.1 : icmp_seq=7 time=15.4 ms
—– 202.169.227.1 ping statistic —–
6 packets transmites, 6 received, 0% packet loss, time 3049ms

=[sepuluh]=
Testing dengan cara ping ip eth1
[root@serv root]$ ping 192.168.0.1
PING 192.168.0.1 (192.168.0.1) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=1 ttl=63 time=0.356 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=2 ttl=63 time=0.269 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=3 ttl=63 time=0.267 ms
64 bytes from 192.168.0.1: icmp_seq=4 ttl=63 time=0.268 ms

— 192.168.0.1 ping statistics —
4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 2997ms
rtt min/avg/max/mdev = 0.267/0.290/0.356/0.038 ms

=[sebelas]
Tinggal Setting IP computer client dengan ketentuan di bawah ini :

IP: 192.168.0.2 - 192.168.0.254
GATEWAY: 192.168.0.1
NETMASK: 255.255.255.0
BROADCAST: 192.168.0.255
DNS1: 202.168.244.3
DNS2: 202.168.244.4

misal :

Client01
===============================
IP: 192.168.0.2
GATEWAY: 192.168.0.1
NETMASK: 255.255.255.0
BROADCAST: 192.168.0.255
NAMESERVER: 192.168.0.1

Client02
===============================
IP: 192.168.0.3
GATEWAY: 192.168.0.1
NETMASK: 255.255.255.0
BROADCAST: 192.168.0.255
NAMESERVER: 192.168.0.1

dan seterusnya sesuai banyaknya client,yang berubah hanya IP
untuk client windows maka setting IP di bagian Start Menu/Setting/Control Panel/Network

=[duabelas]=
setelah di setting ip client, maka
- ping ke 192.168.0.1 dari client,kalau berhasil berarti client dan router nya sudah tersambung.
- ping ke 202.169.227.45 dari client, kalau berhasil maka fungsi masquerading yang terletak di /etc/rc.d/rc/local telah bekerja dengan baik
namun jika tidak bisa maka Anda harus menjalankan fungsi masquerading yang terletak di /etc/rc.d/rc.local dengan cara :
.- anda bekerja menggunakan router yang anda buat tadi.
.- masuk ke account root
.- jalankan perintah berikut ini, tiap akhir perintah akhiri dengan menekan enter :
[root@serv root]# service network restart
[root@serv root]# /etc/rc.d/rc.local
jika sudah, coba ping ping ke 202.169.227.45 dari client
- selanjutnya ping ke default gateway 202.169.227.1 dari client
- ping ke 202.168.244.3 dari client
- ping ke 202.168.244.4 dari client

kalau semua berhasil maka silakan traktir teman-teman ada untuk makan bersama, karena anda telah selesai membuat router.namun sebelum anda makan-makan, restart router anda apakah bisa bekerja dengan baik atau tidak… sebagai ukuran bekerja
baik tidaknya, setelah Anda restart router tersebut kemudian kalau telah hidup dengan sempurne ping ke 202.168.244.3, kalau mendapatkan jawaban “64 bytes from 202.168.244.3 : icmp_seq=1 time=15.4 ms” silakan ajak teman makan-makan tp kalau jawabannya “request time out” maka silakan anda makan dengan cepat dan kembali bekerja dengan mengecek file /etc/rc.d/rc.local dan IP address dari router…

Router open SUSE

Membuat Router pada OpenSUSE


Contoh konfigurasi :
IP eth0 : 197.187.87.0/28
IP eth1 : 165.155.121.0/24
Gateway : 197.187.87.1
DNS : 215.155.200.45
215.155.200.46

Mengaktifkan fungsi routing
# echo 1>/proc/sys/net/ipv4/ipforward

Membuat routing dengan target berupa sebuah network
# route add -net 168.155.121.0/24 gw 165.155.121.1

Membuat routing table
# iptables -t nat -A POSTROUTING -s 165.155.121.0/24 -j MASQUERADE

Menyimpan iptables
# iptables-save > /etc/sysconfig/iptables-net

Agar iptables langsung start saat komputer baru hidup,
# mcedit /etc/init.d/network

tambahkan
iptables-restore < /etc/sysconfig/iptables-net Simpan hasil konfigurasi Cek dengan melakukan ping dari client, setelah konek atau TTL berarti router yang telah kita buat berhasil.

Subnetting

Konsep Subnetting

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab.... yaitu dengan...
analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Image:Subnet1.jpg

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

Image:Subnet2.jpg

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Image:Subnet3.jpg

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Image:Subnet4.jpg

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang ditampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Image:Subnet15.JPG


Class A :

Network id : 0xxx xxxx

Host Id ( 24 bit ) : xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

Class B :

Network Id : 10xx xxxx xxxx xxxx

Host Id ( 16 bit ) : xxxx xxxx xxxx xxxx

Class C :

Network Id : 110x xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

Host Id ( 8 bit ) : xxxx xxxx

Dengan demikian untuk menentukan class A, B, atau C, cukup dilihat dari angka 8 bit pertama.

Contoh :

10.123.7.15 Class A

190.24.43.20 Class B

202.159.23.10 Class C


Alamat Broadcast

Sebuah Address khusus didefinisikan dalam TCP/IP sebagai alamat BroadCast, yaitu alamat yang dapat dikirim kesemua jaringan sebagai upaya broadcasting.

Broadcasting IP diperlukan untuk :

• Memberikan informasi kepada jaringan, bahwa layanan tertentu exist.

• Mencari informasi dijaringan


Subnet Mask

Setiap jaringan TCP/IP memerlukan nilai subnet yang dikenal sebagai subnet mask atau address mask. Nilai subnet mask memisahkan network id dengan host id.

Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Image:Subnet5.jpg

Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan, apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan local atau non local. Untuk jaringan non local berarti harus mentransmisi paket data melalui sebuah router. Dengan demikian diperlukan address mask untuk menyaring ( filter ) IP address dan paket data yang keluar masuk jaringan tersebut.


TCP/IP

Sebelum TCP/IP digunakan, tentukan lebih dahulu IP-address dan subnet yang akan digunakan. Jika pada suatu jaringan disertakan dengan IP-address yang berbeda jaringan, maka komputer tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan yang sudah ada. Untuk menghubungkan 2 jaringan yang berbeda inilah dibutuhkan alat bantu yang disebut dengan ROUTER. Router dapat berbentuk mesin Windows NT, UNIX, atau real router seperti CISCO. Router ini mempunyai 2 IP yang berbeda atau lebih, sesuai dengan jaringan yang dihubungkannya. Router pada konfigurasi TCP/IP disebut sebagai GATEWAY, yaitu pintu untuk mencapai jaringan diluar jaringan local.


Static Routing

Proses Routing

Paket data yang akan dikirim dari satu jaringan kejaringan lainnya dilakukan dengan proses ROUTING.

Image:Subnet6.jpg

Routing selain bertugas menyampaikan paket data dari satu jaringan kejaringan lainnya, Routing juga memilih “ jalan terdekat “ untuk mencapai suatu tujuan. Komponen untuk melakukan Routing ini disebut dengan ROUTER.

Image:Subnet7.jpg


Static Routing VS Dynamic Routing

Router yang mempunyai table routing yang dikelola secara manual disebut static router. Table tersebut berisi daftar jaringan yang dapat dicapai oleh router tersebut. Static router dapat mempelajari jaringan yang berada disekelilingnya secara terbatas (bila hanya 2 jaringan ), tapi bila terdapat banyak jaringan, maka administrator harus mengelola table routing tersebut secara cermat. Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router lainnya untuk dapat saling meremajakan ( update ) table routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan kompleks. Beberapa protocol yang digunakan dalam dynamic routing antara lain RIP ( routing Information Protokol ) dan OSPF ( Open Shortest path First )


Konfigurasi Static Routing

Pada komputer yang berfungsi sebagai router, dibangun table routing dengan instruksi route. Untuk mendaftarkan jaringan pada table routing diperlukan syntax seperti :

Route add [ jaringan ] mask [ subnet-mask ] [ gateway ]

Route delete [ jaringan ] [ gateway ]

Route change [ jaringan ] [ gateway ]

Route print

Route –f


Penghitungan Subnetting

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.

Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:

11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).

Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.


Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Image:Subnet8.jpg


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa:

192.168.1.0 berarti kelas C

dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan:

Seperti sudah disebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet.

Jumlah Host per Subnet = 2^y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6 - 2 = 62 host.

Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Image:Subnet9.jpg


Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:

Image:Subnet10.jpg


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:

Image:Subnet11.jpg

kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.

Analisa:

172.16.0.0 berarti kelas B,

dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).


Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2^y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^14 - 2 = 16.382 host

Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.


Alamat host dan broadcast yang valid?

Image:Subnet12.jpg


Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.

Analisa:

172.16.0.0 berarti kelas B,

dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2^9 = 512 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2^7 - 2 = 126 host

Blok Subnet = 256 - 128 = 128.

Alamat host dan broadcast yang valid?

Image:Subnet13.jpg


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa:

10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16

berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).


Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2^8 = 256 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2^16 - 2 = 65534 host

Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.


Alamat host dan broadcast yang valid?

Image:Subnet14.JPG

Selasa, 14 Oktober 2008

Install Sever Novell Netware








Pastikan Hard Driver sudah di format, kecuali masih baru
Configure raid pada ctrl-M atau ctrl-H
clear configurasi [enter]
view & configure buat online trus exit, booting dari DOS

I. masukan cd DOS
A:\fdisk ========> no.1 create pilih N isi 100 mega buat dos
no.2 pilih set active
a:\format c: /s
c:\md dos
c:\md driver
c:\copy a:*.* c:\dos
c:\copy c:\dos\autoexec.bat c:\
c:\copy c:\dos\config.sys c:\
c:\path =c:\dos;c:\;c:\
c:\edit autoexec.bat
buat c:\dos\mscdex.exe /d:banana /L:D
c:\edit config.sys
buat file = 30
buffers = 30
device = c:\dos\cdi.sys /d:banana
lastdrive = z
II. masukan cd DRIVER
c:\copy d:*.* c:\driver
d:\copy *.* c:\driver
III. Masukan cd OS Netware 4-11
c:\ d: [enter]
d:\install
* select the type of installation desire [enter]
* netware server isntallation [enter]
* netware 411 [enter]
* simple installation [enter]
jangan lupa nge load c:\driver\nwpa setelah 100% installation pada konsole screen [alt-esc]
pada konsole [layar hitam] ketik
load install [enter]
pilih NCF .. [enter]
edit autoexec.ncf [enter]
set time zone = vft -7
set daylight savingtime offset = 1:00:00
set start of daylight saving = invalid format
set end of daylight saving = invalid format
set default time server type = single
edit startup
tambah c:\driver pada mega4_xx sehingga menjadi
load c:\driver\mega4_xx slot…
IV.masukin cd Service Pack
pada konsole screen [layar hitam] ketik
unload cdrom [enter]
load cdrom [enter]
cd device list [enter] perhatikan description pada kolom vol nya
cd mount (description pada vol) NETWARE4_SP9 [enter]
load install [enter]
pilih product option [enter]
pilih install product not listed [enter]
masukan (description seperti pada sebelumnya) NETWARE4_SP9: [enter]
pada option installation service pack pilih 3 dan 5
setelah selesai
load install [enter]
pilih NCF.. [enter]
edit startup.ncf pada konsole screen menjadi
set reserve buffers bellow 16 Mb = 200
load c:\driver\nwpa
load ideata.ham int=e port=if0 [sesuai defaultnya]
load c:\driver\mega4_xx.ham slot…
load idecd [sesuai defaultnya]
save
edit autoexec.ncf
dibawah load ipxrtr routing = nlsp
tambah load c:\driver\msm
load c:\driver\ethertsm
dan dibawah mount all
tambah bstart
load btrmon
load monitor
load remote … (diisi dengan password yg dikehendaki)
load rspx
save
V. Setting parameter
communication parameter
ipx netbios… = 0
load balance.. = on
max packet receive.. = 10000
min packet receive.. = 500
max physic receive.. = 16400
max interrup event.. = 500
directory caching parameter
max concurent direc.. = 200
max directory cache.. = 6000
min directory cache.. = 500
max number of int.. = 200
max number of direc..= 100
file caching parameter
min file cache buffer..= 50
max concurent disk.. =1000
min file report tresh.. = 50
miscellaneous parameter
upgrade low priority threa.. = on
memory parameter
auto register memory.. = on
reserver buffer bellow .. = 200
save
VI. setting bsetup
load bsetup pada konsole screen [enter]
800
1500
200
50
0
15000
4096
200
8192
yes
no
no
yes
no
save
load long [enter]
add name space long_names to …(sys atau vol)
set time pada load dsrepair -a [enter]
pilih advance.. [enter]
pilih replica.. [enter]
pilih repair time stam.. [enter]
admin.(nama tree atau contex)
save

LTSP sebagai solusi Diskles bagi plikasi Anda : Part I


Linux Terminal Server Project adalah sebuah aplikasi linux yang mampu menjawab kebutuhan anda akan sebuah sistem yang murah dan free.
Dengan membuat sebuah LTSP server, maka semua terminal yang terhubung ke server tidak harus mempunyai hard disk, dan bisa berbagi resource dengan sempurna.
Sebagai contoh anda mempunyai sebuah DBMS Mysql atau MS SQL atau keluarga sql lainnya, maka resource tersebut dapat diakses dgn baik hanya dari sebuah terminal tua yang tdk mempunyai hard disk.
Untuk membuat sebuah server LTSP sebaiknya menggunakan cpu yg agak powerfull dengan processor terbaru dan memory yg besar serta hard disk berkecepatan tinggi.
Untuk cpu clientnya cukup pentium iii + lan card + bootrom atau pxe modul.
Berikut adalah tutor singkat mengenai cara instalasi LTSP di atas system linux.

?Lakukan instalasi Linux, suse atau fedora atau ubuntu boleh juga.
?Pastikan anda menginstall paket service : DHCP, NFS, TFTP, XDMCP.
Download source ltsp terbaru di : http://ltsp.mirrors.tds.net/pub/ltsp/isos/

Contoh berikut dilakukan di linux suse 10.1
Untuk proses instalasi linux ikuti saja proses default yang ada.
1. Jika instalasi linux sudah selesai, pastikan ip address sudah anda berikan pada interface jaringan. (mis. 192.168.1.254/24)
2. Editlah file dhcpd.conf yang berada pada directory /etc????? (/etc/dhcpd.conf)
isinya seperti berikut :
# dhcpd.conf
ddns-update-style???????????? ad-hoc;
option subnet-mask??????????? 255.255.255.0;
option broadcast-address????? 192.168.1.255;
option routers??????????????? 192.168.1.254;
option domain-name-servers??? 192.168.1.254;
option domain-name??????????? "ltsp.arthacom.net";?
option option-128 code 128 = string;
option option-129 code 129 = text;

get-lease-hostnames?????????? true;

next-server?????????????????? 192.168.1.254;
option root-path????????????? "192.168.1.254:/opt/ltsp/i386";

subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range?? 192.168.1.100?? 192.168.1.199;
#host ws113.ltsp {
#??? ??? hardware ethernet??? 00:c0:9f:c4:5b:5a;
#??? ??? fixed-address??? ??? 192.168.33.113;
#??? }
#host ws112.ltsp {
#??????????????? hardware ethernet?????? 00:0a:5e:65:0c:ad;
#??????????????? fixed-address?????????? 192.168.33.112;
#??????? }
??? if substring (option vendor-class-identifier, 0, 9) = "PXEClient" {
??????? filename "/lts/2.6.17.3-ltsp-1/pxelinux.0";
??? }
??? else{
??????? filename "/lts/vmlinuz-2.6.17.3-ltsp-1";
??? }
}
#
# If you need to pass parameters on the kernel command line, you can
# do it with option-129.? In order for Etherboot to look at option-129,
# you MUST have option-128 set to a specific value.? The value is a
# special Etherboot signature of 'e4:45:74:68:00:00'.
#
# Add these two lines to the host entry that needs kernel parameters
#
#??????? option option-128???? e4:45:74:68:00:00;?????? # NOT a mac address
#??????? option option-129???? "NIC=ne IO=0x300";
#
# End of dhcpd.conf configuration fil

setelah anda mengedit isi file simpan lah kemudian jalankan perintah berikut :

office:/ # service dhcpd start
Starting DHCP server [chroot]???????????????????????????????????????? done
office:/ #

Hasil di atas menunjukkan bahwa dhcp server anda sudah berhasil jalan dgn range lease address 192.168.1.100 s/d 192.168.1.199
Untuk melakukan tes, silahkan hubungkan sebuah pc windows set ip address ke automatic. maka system akan memberikan ip address secara otomatis.


Langkah berikutnya adalah melakukan mount terhadap iso image ltsp ke dalam sebuah directory.
1. buatlah sebuah direktory isomount di dalam direktory media? ---> (mkdir /media/isomount)
2. copylah iso image ltsp ke dalam /media
3. mount -o loop /media/namafile.iso /media/isomount?????? (namafile.iso adalah nama file yg anda donlot)
4. cd /media/isomount/ltsp-utils
5. rpm -ivh ./ltsp-utils-0.25-0.noarch.rpm
6. jalankan ltspadmin
7. Pilihlah menu "Install/Update LTSP Package"
maka akan muncul pesan berikut :
LTSP Installer configuration

Where to retrieve package from ?
isilah dgn :
file:///media/isomount/

In which directory would you like to place the LTSP client tree ?
jawablah dengan :
/opt/ltsp/

biarkan default [none] pada pilihan http proxy dan ftp proxy.
kemudian jawab dengan y dan tekan enter.

Setelah itu akan muncul pilihan berikut :

ltspadmin - v0.17??????????????????????????????????????? LTSP dir: /opt/ltsp-4.2

???? Component??????????????? Size (kb)?? Status
?[ ] ltsp_core??????????????????? 78704?? Not installed
?[ ] ltsp_debug_tools????????????? 4284?? Not installed
?[ ] ltsp_kernel????????????????? 13637?? Not installed
?[ ] ltsp_libusb??????????????????? 808?? Not installed
?[ ] ltsp_localdev??????????????????? 4?? Not installed
?[ ] ltsp_pciutils????????????????? 428?? Not installed
?[ ] ltsp_perl??????????????????? 28072?? Not installed
?[ ] ltsp_rdesktop????????????????? 628?? Not installed
?[ ] ltsp_scanners???????????????? 9876?? Not installed
?[ ] ltsp_vnc_module??????????????? 452?? Not installed
?[ ] ltsp_x_addtl_fonts?????????? 17368?? Not installed
?[ ] ltsp_x_core????????????????? 97716?? Not installed

Use 'A' to select ALL components, 'I' to select individual components. When you
leave this screen by pressing 'Q', the components will be installed.?? 'H'-Help??

Tekan A dan dilanjutkan dengan Q. maka proses instalasi akan berjalan sampai selesai.

Langkah Selanjutnya adalah MENGKONFIGURASI LTSP
ltspadmin - v0.17??????????????????????????????????????? LTSP dir: /opt/ltsp-4.2

LTSP Administration Utility

? Install/Update LTSP Packages
? Configure the installer options
? Configure LTSP

? Quit the administration program


Pilihlah menu Configure LTSP
kemudian tekan C

maka akan muncul tampilan berikut

ltspcfg v0.16????????????????????????????????????????? The Linux Terminal Server Project (http://www.LTSP.org)
? 1 - Runlevel
? 2 - Interface selection
? 3 - DHCP configuration
? 4 - TFTP configuration
? 5 - Portmapper configuration
? 6 - NFS configuration
? 7 - XDMCP configuration
? 8 - Create /etc/hosts entries
? 9 - Create /etc/hosts.allow entries
? 10 - Create /etc/exports entries
? 11 - Create lts.conf file

? R - Return to previous menu
? Q - Quit
Make a selection:


Mulailah mengkonfigurasi dari nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11
Setelah itu maka konfigurasi akan secara otomatis dibuat untuk anda.

Restart server ltsp anda dan pastikan service DHCP, NFS, TFTP, XDMCP berjalan secara otomatis.

Pasang sebuah pc yg tdk ber hdd dan mempunyai sebuah card lan yg ada boot pxe modulnya.
Jika semua langkah di atas benar anda kerjakan maka terminal pc tsb akan berjalan normal.

Konfigurasi selanjutnya akan di bahas di Part-2 Tutor ini.

see you.......!!!!!!!!!!!!!!

Jaringan Tanpa Disk ( Diskless ) Sebagai Sarana murah dalam pengembangan IT pada Sekolah Menengah

Metode jaringan tanpa disk telah banyak dilakukan sejak era mikro komputer berkembang dengan pesat, antara lain untuk platform Novell (Netware), Unix dengan dumb terminal ataupun platform lainnya yang memungkinkan.

Teknik demikian sebetulnya telah banyak digunakan di platform PC terutama rental komputer di daerah dekat kampus. Alasan utama menggunakan metode ini kebanyakan untuk mengurangi beban biaya media penyimpanan (harddisk) dan mempermudah perawatan (maintenance). Herannya sangat sedikit (bila tidak dapat dikatakan nihil) yang memanfaatkan teknik jaringan seperti ini untuk keperluan Internet.

Beberapa hal yang dapat penulis simpulkan mengapa metode diskless ini tidak diterapkan pada jaringan Internet di Indonesia walaupun banyak menawarkan kemudahan:

1. Mahalnya perangkat keras untuk type jaringan ini, misalnya mesin-mesin yang berjalan di platform Unix, demikian juga dengan faktor maintenance yang tidak kalah mahalnya dari harga perangkat kerasnya. Selain itu harga perangkat lunaknya juga sangat mahal. Atau disimpulkan semua serba mahal. Mengapa Unix? karena pada platform Unix fasilitas Internet merupakan sesuatu yang default.

2. Mudahnya mendapatkan perangkat lunak bajakan, membuat pemilik jaringan tidak mau bersusah payah untuk membangun suatu jaringan komputer yang tangguh dengan berbagai macam dalih dari mulai "Tidak ada waktu untuk belajar sampai dengan bajakan menolong ekonomi lemah" yang ujung-ujungnya adalah "pembenaran diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan orang lain".

3. Kalaupun ada perangkat keras/lunak untuk keperluan jaringan tanpa disk dengan penerapan yang cukup mudah, akan tetapi tidak cukup bagus untuk dihubungkan dengan Internet, juga merupakan suatu alasan untuk menolak konsep jaringan tanpa disk ini misalnya jaringan berbasiskan Netware yang cukup sulit bila dihadapkan kepada InternetProtocol (IP). Bukannya tidak bisa akan tetapi akan menghadapi banyak kendala bila dipaksakan. Ditambah lagi walaupun perangkatnya cukup PC akan tetapi Software (O/S) nya bukanlah murah.

4. Langkanya aplikasi-aplikasi populer untuk Internet yang berbasiskan O/S tertentu, misalnya Netware dan OS2 juga salah satu faktor untuk menolak dalam penggunaan software-software tersebut.

5. Jaringan yang terhubung ke Internet haruslah cukup tangguh untuk mengatasi permasalahan security dan yang paling banyak terjadi adalah kekhawatiran akan Virus.

Lalu bagaimana jalan keluarnya? jawabannya adalah gunakan Linux, O/S nya murah, bahkan gratis bila didownload langsung dari Internet; tidak ada pembatasan (quota) pemakaian; didampingi banyak software aplikasi yang populer serta dokumentasi yang tak terbatas jumlahnya dan pendukung yg berjumlah jutaan orang yang setiap saat mau membantu dengan sangat terbuka dan sukarela terutama jika kita bergabung di berbagai mailing list Linux di Internet.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa komponen komputer khususnya PC berkembang dengan sangat cepat dan semakin murah dari hari kehari. Demikian juga dengan kecepatan komunikasi data di Internet, sebagai gambaran pada pertengahan tahun delapan puluhan, modem 9,6 kbps sudah membuat orang berdecak dibandingkan kecepatan sebelumnya yang 1,2 atau 2,4 kbps. Demikian juga dengan harddisk yang berkembang sangat cepat baik dari sisi kapasitas penyimpanan, kecepatan putarnya serta harganya yang semakin rendah. Network Card (janggal untuk menyebut dengan kartu jaringan) juga tidak bedanya, dimana tadinya 10 mbps merupakan standard telah berubah ke 100 mbps sebagai standard bahkan sedang menuju kearah 1 gbps (1 giga bit per second). Processor di PC yang sudah melewati batas 1 Ghz (Giga Hertz).

Maka sangat dimungkinkan untuk mengembangkan suatu jaringan dengan terminal-terminal tanpa media storage, berhubungan satu sama lain dan dengan kecepatan yang seolah-olah seragam. Cara ini juga memungkinkan penghematan biaya "software upgrade", juga biaya administrasi sistem seperti backup, recovery, yang terpusat di satu komputer utama (server) dengan demikian dapat mengoptimalkan kinerja prosesor, memory, harddisk, dsb. dikedua sisi, baik client ataupun server. Ini semua mengarah kepada suatu bentuk efisiensi besar-besaran, bukankah langkah efisiensi merupakan langkah paling tepat di jaman serba susah ini ? Bila anda seorang Administrator suatu network maka cara ini akan sangat membantu anda dalam mengatasi keruwetan bahkan untuk menaikan peringkat anda dalam penilaian kinerja.

Dengan diskless maka dimungkinkan membangun suatu jaringan dengan bermodalkan PC sebagai terminal yang hanya bermuatan 8 MB RAM, Motherboard sederhana, CPU murah (dibawah 100 Mhz), NetworkCard dan VGA Card tanpa perlu ada harddisk, Floppy disk, CDROM ataupun Tape. Benar-benar mengurangi ketergantungan terhadap storage lokal dan juga menekan biaya pengadaan suatu jaringan besar. Metode ini sangat baik untuk perusahaan-perusahaan menengah kebawah, sekolah-sekolah lanjutan ataupun kejuruan untuk fasilitas Laboratorium Komputer mereka dan juga tidak tertutup kemungkinan untuk dimanfaatkan perusahaan-perusahaan besar untuk mengembangkan jaringan dengan optimasi komputer lama mereka.

Cara Kerja PC Diskless

Konsep ini sudah ada lama dan dasar pemikirannya adalah bagaimana suatu komputer dapat mengaktifkan proses boot tanpa mengandalkan suatu media disk (floppy ataupun harddisk) akan tetapi melalui suatu kode binary yang disimpan dalam memory yang non-volatile seperti ROM Chip dan sejenisnya. Dengan demikian suatu komputer akan dimungkinkan untuk menghubungi servernya dan mendapatkan systemnya melalui network yang ada.

Terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai dengan memanfaatkan system diskless ini selain menghindari pemakaian disk, antara lain:

1. Mengurangi beban biaya perawatan system pada jaringan dengan banyak terminal sebab cara ini memungkinkan seluruh file/berkas berada pada satu mesin yang bertindak sebagai server. Sehingga tindakan upgrade terhadap software cukup dilakukan sekali dan terpusat.

2. Keamanan/Security dimana jaringan dikendalikan cukup dari servernya saja, demikian juga pengaturan user yang terlibat.

3. Penggunaan komputer pada tempat-tempat dimana menggunakan harddisk merupakan suatu hal yang riskan, pada pabrik misalnya, dimana getaran yang tercipta pada mesin akan mengganggu kinerja harddisk.

Cara ini juga dimungkinkan untuk digabung dengan proses pada harddisk, misalnya boot melalui network akan tetapi file lainnya didapatkan secara lokal atau boot suatu sistem melalui network dan sistem lainnya melalui harddisk dimana sistem yang diboot melalui harddisk memerlukan file-file sangat besar dan kurang bijaksana bila didapatkan melalui jaringan MS-Win9X misalnya. Terdapat trik-trik yang bagus dalam memanfaatkan cara boot melalui network card ini, misalnya pada saat Windows yang terinstall mengalami corrupt seperti yang biasa terjadi, maka sistem yang baru dapat diperoleh dari server Linux dengan cara menginstallnya kembali melalui network.

Cara Kerja Diskless

Bila suatu PC akan dihubungkan ke suatu jaringan (network) maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Memiliki Network Card
2. Memiliki identitas (dalam hal ini nomor IP)
3. Operating System Image
4. Filesystem yang bekerja

Untuk mempermudah istilah maka beberapa singkatan akan dipergunakan:

WS = Work Station
SV = Server
HWA = Hardware Address
IPA = IP Address
NA = Network Address
BC = Broadcast Address
SN = SubNet

Suatu komputer yang mempunyai network card pada saat terhubung kesuatu jaringan lokal akan melakukan suatu proses pertukaran data yang rumit dengan komputer lain, baik secara langsung ataupun melalui suatu server perantara, akan tetapi karena dilakukan dengan cepat maka pertukaran ini tidak terlihat kecuali pada saat suatu jaringan mengalami lalu lintas data yang sangat padat diluar batas kemampuan peralatan maka akan terdapat delay yang cukup tinggi untuk disadari.

Lalu bagaimana masing-masing komputer mengenali identitas satu dengan yang lain dalam suatu network ? Jawabnya adalah setiap network card mempunyai identitas yang khas berupa bilangan 48 bit dengan penulisan berupa 6 blok bilangan hexa yang dipisahkan oleh colon atau tanda ":" dan masing-masing blok terdiri dari 2 digit, misalnya: 00:60:67:73:E7:82 dan ini bersifat unik serta berlaku secara global diseluruh dunia sebab masing-masing pembuat networkcard ataupun perangkat network lainnya telah menetapkan suatu blok address untuk produk-produk mereka. Address ini sangatlah penting karena merupakan identitas dasar suatu PC dalam suatu jaringan dikenal sebagai Hardware Address.

Protocol yang digunakan dalam menyediakan dan menterjemahkan HWA ke IPA disebut boot protocol (BOOTP) dan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), biasanya apa yang berjalan di bootp juga berjalan di dhcp sebab dhcp merupakan pengembangan dari bootp. Secara umum DHCP dan BOOTP mengenal dan dapat bekerja dengan berbagai HWA akan tetapi hampir semua dan merata menggunakannya untuk penerjemahan HWA pada peralatan ethernet termasuk networkcard.

Dapat digambarkan bahwa komunikasi yang terjadi antara dua (2) PC yang terhubung melalui network card akan seperti ini:

WS: Halo saya adalah 00:60:67:73:E7:82 secara berkala dan demikian juga PC lain yang terhubung dan akan tetap begitu sampai ada suatu aturan yang membuat hubungan menjadi lebih spesifik.

Karena metode yang akan dipakai adalah netboot untuk mencapai suatu bentuk diskless maka WS dianggap tidak mempunyai identitas lainnya kecuali HWA maka IPA didapat melalui server yang menjalankan BOOTP atau DHCP, berarti keduanya harus mempunyai suatu database yang berisi daftar nomor IP yang akan diberikan untuk masing-masing WS yang terhubung, dan meminta identitas IP, maka komunikasinya akan lebih lengkap lagi:

WS: Halo server saya adalah 00:60:67:73:E7:82, tolong beri saya nomor IP.

Maka DHCP akan mencari dalam database serta membuat daftar IP terpakai berikut jangka waktu pemakaiannya. Sehingga bila suatu nomor IP yang mempunyai pasangan HWA tertentu serta jangka waktu pemakaiannya belum habis atau sedang terpakai maka IP tersebut tidak dapat digunakan sampai jangka waktu pemakaiannya habis, maka IP yang baru akan dipasangkan kepada HWA yang meminta berikutnya. Demikianlah proses pada server dimana akan terbentuk dua buah database, satu adalah konfigurasi dan yang lain adalah daftar IP terpakai berikut kontraknya.

Setelah nomor IP didapat maka WS harus melakukan download Operating System agar dapat mengaktifkan seluruh perangkat keras yang dimiliki serta proses-proses lainnya. Untuk keperluan ini terdapat suatu protokol transfer yang disebut Trivial File Transfer Protocol (TFTP) sebagai bentuk yang lebih kecil dan simpel dari File Transfer Protocol (FTP) dimana perbedaan yang paling mendasar adalah TFTP menggunakan UDP (User Datagram Protocol) yang bekerja secara blok per blok dan tanpa autentikasi sedang FTP menggunakan TCP (Transmission Control Protocol) yang bekerja secara stream serta lebih rumit dibanding TFTP. Dengan lebih simpelnya TFTP maka ukuran nya cukup kecil untuk ikut masuk kedalam ROM. Mekanismenya akan bekerja seperti ini:

WS: Berikan saya vmlinuz blok-1
Server: Nih vmlinuz blok-1
WS: Berikan saya vmlinuz blok-2
Server: Nih vmlinuz blok-2
Dan seterusnya sampai selesai.

Setelah selesai proses download diatas, akhirnya WS memerlukan root file system untuk menjalankan Operating System dan bagi platform Linux atau Unix lainnya maka protocol yang lazim dipakai adalah NFS (Network File System) dan tidak tertutup kemungkinan menggunakan protocol lain selain NFS. Dalam hal ini NFS tidak perlu disimpan dalam ROM, cukup berupa bagian Operating System yang telah didownload akan tetapi harus dapat bekerja terhadap file system yang ada. Dengan kata lain Operating System yang didownload, filesystem serta protocol yang bekerja haruslah dari sumber yang seragam versinya sehingga dapat bekerja sama satu dengan yang lainnya. Agar NFS dapat berlangsung dengan baik maka konfigurasi NFS pun harus dilakukan dengan baik agar segala sesuatu yang diperlukan WS dapat terpenuhi.

Demikianlah gambaran cara kerja suatu sistem diskless, dimana proses boot dilakukan melalui network dengan bantuan ethernet card yang dilengkapi dengan ROM Chip.

Pembuatan Diskless PC

Untuk mencoba pembuatan sistem tanpa disk ini, diperlukan perangkat-perangkat sebagai berikut:

1. Server dengan storage yang cukup besar. Saat ini harddisk yang beredar dipasaran berukuran lebih dari 1 GB dan itu sudah lebih dari cukup. Server tersebut telah terinstall Linux O/S, tidak terikat jenis distribusi yang dipergunakan. Kernel Release bisa 2.0.xx keatas.

2. PC yang akan bertindak sebagai Work Station (WS). Pada tahap awal mencoba sebaiknya dilengkapi dengan floppy drive dan floppy disk akan bertindak sebagai emulator dari ROM Chip. PC bisa dilengkapi dengan Processor dari 486 keatas. Processor 386 dan 286 tetap dapat digunakan, akan tetapi sering kesulitan untuk mencari perlengkapan networknya yang berkarakteristik 16 bit. Oleh sebab itu pada tahap awal gunakan perlengkapan yang mudah didapat.

3. Network Card pada masing-masing Server dan WS. Pilihlah yang banyak dijual dipasaran dan cukup terjangkau harganya, misalnya NE2000, Realtek. Ada juga yang berkelas lebih tinggi sejalan dengan harganya, seperti 3Com.

Dalam penerapan metode diskless ini, dianggap para pembaca telah memiliki sistem Linux yang telah terinstall dan "cukup komplit".

Selain versi komersil, terdapat dua paket sebagai sumber diskless yang free dan banyak dipergunakan termasuk tulisan ini, yaitu NetBoot dan EtherBoot, keduanya terdapat dalam paket etherboot. Dapat diperoleh pada http://www.linuxapps.com ataupun site-site Linux lainnya.

Untuk dapat membuat EPROM (Erasable Programmable ReadOnly Memory) maka anda harus minta orang yang mempunyai alat pemrogram EPROM sehingga image-image yang hendak digunalan dapat ditulis kedalam EPROM. Bila dirasa sulit maka pada tahap awal akan digunakan diskette sebagai sarana latihan dengan hasil yang sama dengan EPROM akan tetapi memakan waktu yang lebih lama pada saat boot, mengingat cara kerja pisik diskette berbeda dengan memory terutama dalam kecepatannya.

1. Dapatkan paket program Diskless, dalam hal ini penulis menggunakan diskless-1.2.tar.gz berukuran 4,3 MB

2. Walaupun diskless dapat bekerja pada semua system Linux, akan tetapi langkah termudah untuk melakukannya adalah dengan melakukannya pada distribusi RedHat, penulis menggunakan RedHat6.0 dan dari beberapa kali percobaan, hal ini dapat dilakukan dengan mulus pada distribusi Linux ini.

3. Ekstrak paket diskless pada komputer yang telah disiapkan sebagai server dan berjalan under RedHat 6.0

4. Ikuti petunjuk yang ada, atau singkatnya ketik make untuk melakukan kompilasi diskless.

5. Lihat, seharusnya anda sudah mendapatkan binary (program) diskless yang dapat dieksekusi.

6. Jalankan program tersebut dengan mengetikan diskless, maka anda akan disuguhkan menu yang harus diikuti secara ber-urut. Dari mulai menetapkan nama jaringan Diskless, menentukan nomor IP yang akan dipakai, sampai memilih image yang akan ditulis ke EPROM dan menyimpannya di diskette. Untuk pemula, ikuti secara cermat menu tersebut satu persatu.

7. Proses-proses diatas memakan waktu yang cukup lama terutama pada saat membuat salinan directory /usr dan juga root file system untuk masing-masing client, oleh sebab itu pada tahap awal pilihlah subnet yang kecil untuk latihan saja, misalnya 255.255.255.252 yang berjumlah 1 server dan 1 client. Setelah berhasil, silahkan kembangkan untuk jumlah yang lebih besar.

8. Directory yang tercipta adalah /tftpboot dan subdirectorynya ditunjukan dengan nomor IP masing-masing client misalnya /tftpboot/192.168.1.2 dst.

9. Ada satu hal yang perlu menjadi catatan disini, bahwa kernel untuk diskless yang terpadat pada /tftpboot/kernel bukanlah salinan dari kernel vmlinuz dengan cara mengcopy dari boot directory, akan tetapi hasil kompilasi tool yang bernama mknbi (baca readme pada directory nbi pada paket diskless).

10. Bila dilakukan sesuai dengan petunjuk dan benar, maka anda sudah memiliki server diskless untuk Linux.

Selanjutnya harus mempersiapkan sarana untuk client diskless, seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa terdapat image yang harus disiapkan untuk ditulis baik ke diskette ataupun ke EPROM yang dihasilkan dari step 6 diatas dan harus sesuai dengan jenis network-card yang dipergunakan.

Untuk NE2000-PCI maka digunakan nepci.rom, untuk 3c905 digunakan 3c905-TA.rom dari 3Com dan banyak lagi yang lain, ambilah sesuai dengan networkcard yang kita miliki.

Untuk menuliskannya sebagai suatu image kedalam floppy disk, silahkan cari program floppy.load.bin di directory /diskless/src/bin dan lakukan hal berikut:

cat floppy.load.bin nepci.rom > /dev/fd0

Maka akan didapat diskette image untuk networkcard ne2k-pci yang kalau diaktifkan dalam proses boot via diskette akan memberi pilihan boot melalui Network atau Local dan akan mencari server DHCP nya. Bila komputer client telah tersambung dengan servernya, seharusnya terjadi proses boot seperti lazimnya tampilan boot suatu server Linux, bila ini yang didapat, Selamat anda telah membuat jaringan canggih dengan biaya murah.

Bila belum maka silahkan periksa pada server langkah-langkah sebagai berikut:

1. Periksa apakah pada /etc/inetd.conf baris yang menyatakan tftpd sudah aktif ? Bila belum, aktifkan dan ketik killall -HUP inetd

2. Periksa apakah program dhcpd telah dijalankan ? Bila belum, aktifkan dengan mengetik dhcpd.

3. Pemeriksaan juga dapat dilakukan melalui log message pada server dengan menjalankan tail -f /var/log/messages dan pada saat ada permintaan dari client akan terlihat apa yang belum terpenuhi.

4. Selanjutnya README, HOW-TO dan man adalah kawan setia setiap pengguna Linux, dari tingkat pemula sampai dengan akhli selalu berteman baik dengan mereka.

Selamat mencoba, bekerja dengan hati-hati dan cermat adalah kunci keberhasilan. Jangan khawatir, trust your hope not your fear, bahkan penulis pernah mencoba instalasi secara asal, dimana server RedHat diinstall semuanya, kemudian install diskless-1.2.tar.gz dan dikompilasi, jalankan perintah-perintah sesuai menu, sampai dengan membuat dikette image, ternyata langsung berhasil.

Membuat LTSP pada Debian



Membuat sistem ltsp dengan debian atau dg linux lainnya sebagian besar caranya sama.
1. Pertama anda install paket utiliti ltsp dan paket2 ltsp lainnya. Silahkan lihat di http://www.ltsp.org.
2. Kemudian di server ltsp nya anda setting agar menjadi dhcp server(klo sudah ada dhcp server yang berjalan lebih baik gunakan yang sudah ada saja).
3. Setting server ltsp sebagai tftp server.(digunakan untuk mengambil kernel image pada waktu proses boot di client).
4. Setting server ltsp agar bisa melakukan remote connection dr client(biasanya menggunakan Xdmcp).
5. Setting server ltsp sebagai NFS Server(root directory client diambil dari server menggunakan NFS).
6. Setting konfigurasi ltsp server di file lts.conf nya sesuai kondisi sistem ltsp di tempat anda.
7. Beberapa client ltsp yang bisa boot ke server ltspnya(bisa pake pxe boot, etherboot, diskboot, dll).

Media transmisi yang digunakan tidak menjadi masalah menggunakan apa. Yang penting bisa boot melalui media transmisi tersebut. Memang untuk saat ini kebanyakan masih memakai kabel jaringan biasa karena lebih mudah implementasinya.



Senin, 06 Oktober 2008

Instalasi Member Server



1) Lakukan setting pada BIOS komputer anda untuk booting dari CDROM

2) Masukkan bootable CDROM Windows 2000 Server, dan restart komputer anda.

3) Tampil dialog text based, lanjutkan instalasi dengan menekan Enter.

4) Setelah tampil dialog License Agreement, tekan F8 untuk menerima agreement.

5) Selanjutnya anda diminta menentukan lokasi instalasi. Pada bagian ini anda juga
dapat menghapus dan membuat partisi baru di harddisk.

6) Tentukan jenis file sistem yang akan digunakan.
Note : Apabila anda ingin membuat uial boot, jangan menghapus partisi yang telah
terisi OS lain. Pada bagian penentuan jenis partisi, jangan merubah jenis
partisi di drive yang telah terisi OS. Menghapus maupun merubah jenis
partisi akan menghilangkan OS yang telah anda install di partisi tersebut.

7) Setelah selesai, proses intalasi dilanjutkan dengan mengecek dan mencopy
temporary file ke harddisk.

8) Keluarkan CDROM dan restart komputer.

9) Proses intalasi dilanjutkan dengan mendeteksi hardware di komputer.

10) Selanjutnya tentukan regional setting (keyboard layput, sistem tanggal, jam, dll)
sesuai dengan kondisi lokasi anda.

11) Isikan nama pemilik komputer dan organisasinya.

12) Pilih jenis dan banyaknya lisensi yang akan digunakan. Lisensi per server
berarti dihitung berdasarkan jumlah klien yang melakukan koneksi ke server.
Sedangkan lisensi per seat mengharuskan tiap klien untuk memiliki license,
yang dapat digunakan untuk mengakses server manapun. Untuk latihan, pilihlah
per Server dan isikan jumlah koneksi = 5 klien.

13) Langkah berikutnya adalah mengisikan nama komputer. Nama tersebut akan
digunakan untuk mengidentifikasi komputer di dalam jaringan. Misalkan anda
menginstal server pertama dalam jaringan, isikan SERVERPUSAT sebagai
nama server.

14) Isikan password untuk account Administrator. Pastikan anda mengisikan
password yang cukup baik, karena account tersebut merupakan administrator
dengan hak tertinggi dalam jaringan.

15) Tampil dialog pilihan service yang akan diinstall. Anda dapat memilih jenis
service yang akan disediakan server tersebut, misalnya IIS (web server), DNS
Server, maupun DHCP server. Dalam latihan ini, biarkan pilihan tersebut
dalam kondisi default dan lanjutnkan instalasi. Anda akan melakukan instalasi
setiap service pada bab-bab selanjutnya sesuai dengan kebutuhan.

16) Selanjutnya tampil pilihan dialog untuk Network Setting. Pilih Custom untuk
menampilkan dialog konfigurasi jaringan.

17) Sorot Internet Protocol, dan klik Properties untuk mengisikan konfigurasi IP
Address sebagai berikut :

IP Address : 192.168.0.1
Subnet Mask : 255.255.255.0
Kosongkan kotak lain, dan tutup dialog. Pengisian IP address tersebut
menggunakan klas C yang biasa dipakai di lingkungan LAN. Anda dapat
menyesuaikannya dengan kondisi jaringan bila diperlukan.
18) Tampil dialog Workgroup dan Domain, yang menanyakan kedudukan server
tersebut di dalam jaringan. Karena dalam praktek ini anda menginstal server
pertama dalam jaringan dan domain baru, maka pilihlah option pertama dan
kosongkan kotak Workgroup or computer domain.

19) Klik Next untuk melanjutkan instalasi. Proses instalasi akan dilanjutkan dengan
melakukan setting jaringan dan hardware. Proses tersebut bervariasi
kecepatannya, tergantung spesifikasi komputer anda. Anda mungkin diminta
memasukkan CDROM Windows 2000 atau disket driver sesuai keperluan. 20) Setelah konfigurasi selesai, booting ulang komputer anda dan selanjutnya tampil
dialog login ke Windows 2000 Server. Tekan Ctrl+Alt+Del dan masukkan
password untuk user Administrator.

21) Tampil desktop Windows 2000 Server, dan anda siap melakukan berbagai
konfigurasi server.
Pada tahap ini Windows 2000 Server telah terinstal sebagai member server.
Untuk membuatnya sebagai Domain Controller perlu dieksekusi perintah
DCPROMO.

MaHaGh!Ta BanD

Woooooooooooooooooiiiiiiiiiiiiiiiii................
para pengemar MAHAGITA Band yang da di Indonesia!!!nich sedikit ttg liric lagux Mahagita ya ma foto vocalisx doank cich...!!!tapi gw janji ma lo smw klo gw bakalan nelengkapin ttg mahagita yaw...



Yakinlah


Mataku tak melihat
Hatiku merasakan
Cintai dirimu
Cintai jiwamu
Takkan ada cinta lain dihatiku


Mungkinkah kau berfikir
Demi sejuta kata sayang
Yang ku ucapkan padamu
Setulus hatiku
Yang ku berikan hanya untukmu


Yakinlah dan jangan berpaling dariku
Sungguh ku tak ingin
Kau tinggalkan diriku
Dan aku berjanji akan berbagi
Cintaku untukmu


Ini sebuah kisah
Kisah yang terindah
Dan hanya untukmu





Mengenangku



Aku menghilang
Akankah mungkin kembali
Mengingatmu saat itu
Kau berucap dinginkan aku
Untuk tak mengharapkanmu


Meski diriku
Tak ada dihatimu
Meski tak ada cinta
Untukku


Aku relakan diriku
Tuk hidup tanpa mencinta
Sanggupkah dirimu
Mengenangku
Mencintaimu
Biar
Biarkan cintaku
Selalu hanya untukmu
Langit runtuh pun tak mampu
Membunuh cintaku
Yang hanya untukmu